Beauty and The Beasts - Teaser

"A romantic tale between lonely prince and kind beautiful woman..."

"An enchanted red rose..."

"A remote castle where the tale unfold..."

"This story has nothing related with them, bluntly."

Jakarta, tahun 20x2.

Hari itu akan menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan olehnya. Sudah lama pria yang biasanya duduk sendiri di kafe Starbucky itu dikagumi olehnya. Mereka berdua sebenarnya tidak saling mengenal, namun hari ini ia berhasil untuk duduk bersama dengan pria yang telah ia ketahui bekerja di dekat kantornya. Usahanya selama ini diharapkannya tidak berakhir dengan sia-sia.

"Ah... Anu.. Anu.."

"Kau tahu dari mana aku dipanggil si Anu oleh teman-teman kantorku?" si pria tersenyum kecil padanya.

"Ah iya itu.. AH!! Bukan maksudnya anu itu... Aku... Namaku I-..."

DUARRR!!

Pintu depan kafe mendadak dibom, namun bagian dalam kafe tidak sampai terlalu rusak.

"BWAHAHAHA!! Menyerahlah wahai manusia-manusia bumi! Serahkan semua benda berharga yang kalian miliki dan tinggalkan tempat ini sambil berlari dengan satu kaki!"

Seseorang - mungkin lebih tepatnya seekor - babi besar yang menggunakan pakaian seperti tentara dan berdiri dengan dua kaki seperti manusia menghancurkan momen indah Ina Collins ketika memulai perkenalan dengan pria tersebut. Di saat orang-orang melakukan perintah babi tersebut dengan panik sambil menjatuhkan barang berharga yang mereka miliki, ia malah berdri dan berjalan dengan gagah menghampiri si babi tentara.

"BWAHAHA!! Bagus sekali nona! Serahkan semua perhiasanmu dan-... AGH!"

Ina Collins 'menyerahkan' bogem mentah pada sang babi.

"Beraninya kau melawan kami, The Beasts! Jangan harap kau bisa lolos hidup-hidup dari sini!" teriak si babi sambil menodongkan machine gun yang ia munculkan dari udara kosong di depan Ina.

Ina yang mendadak sadar bahwa perbuatan yang ia lakukan tadi termasuk nekat mendadak diam tak bergerak. Tidak ada yang berani menolong. Pria yang baru saja ia ajak berkenalan hanya duduk tak bergeming sedikitpun.

Saat si babi bersiap-siap untuk menembak, sebuah sinar yang sangat terang muncul dari dalam tas Ina. Sinarnya membutakan mata si babi untuk sejenak. Sesuatu seperti bola kuning yang menjadi sumber dari cahaya tersebut melayang keluar dari tas Ina.

Berjuanglah... Taklukkanlah... 

Sebuah suara yang lembut mendadak berbicara di dalam kepala Ina, seolah-olah bola kuning tersebut berbicara dengannya melalui telepati.

Bangkitlah kembali... Wahai Beauty... Sang penjaga kedamaian dan ketentraman di bumi.

***

Coming Soon at The World of Alexander Blue